2. Fungsi struktur social
a. Struktur social sebagi pengawas social , yakni sebagai
penekan kemungkinan-kemungkinan pelanggaran terhadap norma , nilai dan
peraturan kelompok atau masyarakat
b. Struktur social sebagai dasar untuk menanamkan suatu
displin social kelompok atau masyarakat. Hal ini disebabkan oleh
struktur social memang berasal dari kelompok atau masyarakat itu
sendiri.
c. Struktur social sebuah proses pembiasaan
3. Bentuk struktur social
a. Intersected social struktur
Dikatakan intersected apabila keanggotaan dalam kelompok-kelompok
social yang da bersifat menyilang. Artinya keanggotaan dalam kelompok
social tersebut memiliki latar belakang ras, suku bangsa , ataupun agama
yang berbeda-beda.
b. Consolidated social struktur
Dikatakan consolidated jika terjadi tumpang tindih parameter dan
mengakibatkan penguatan identitas keanggotaan dalam sebuah kelompok
social.
KONFLIK SOSIAL
1. PENGERTIAN KONFLIK
Penegrtian konflik yang paling sederhana adalah “salaing memukul”.
Tetapi definisi yang sedrhana itu tentu belum memadai , karena konflik
tidak saja tamapk sebagai pertentangan fisik semata. Secara sosiologis,
konflik diartikan sebagai suatu proses social antara dua rang atau
lebih yang erusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkan
atau membuatnya tidak berdaya.
2. Factor-faktor atau akar-akar penyebab suatu konflik social
Jenis konflik cukup banyak, mulai dari perang terbuka , revoluis ,
pemogokan buruh , kerusuhan rasial , sampai dengan perkelahian
antarinidvidu. Para sosiolog samapi sekarang masih menacari
penyebab-penyebab konflik secar umum, pola-pola eskalasinya, cara
penyelasaiannya dan berbagai konsekuensi yang ditimbulkan.
Factor-faktor yang dapat emmicu terjadinya konflik antara lain :
a. Perbedaan individu
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya setiap orang
memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan yang
lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau
lingkungan yang nyata ini dapat menjadi factor penyebab konflik social,
sebab dalam menjalani hubungan social , seseorang tidak selalu berjalan
dengan kelomoknya.
b. Perbedaan latar belakang kebudayaan
Tentu kamu masih ingat bahwa dalam menjalani hubungan sosialnya ,
seseoang akan dipengaruhi oleh pola-pola pemikiran kelompoknya. Orang
dibesarkan dalam lingkungan kebudayaan yang berbeda-beda. Ada yang
diasuh dengan pola latihan kemandirian yang akn mendorong seseorang
menjadi berani dalam mengambil tindakan, bertanggung jawab , kritis
tetapi agak individualis. Ada pula yang diasuh dalam lingkungan
kebudayaan yang menerapkan pola ketergantungan. Dalam hal ini ,
seseorang akan cenderung bersifat kurang mandiri , menghargai orang lain
, bersahabat dan tidak inidividualis.
c. Perbedaan kepentingan
Manusia memiliki perasaan , pendirian , maupun latar belakang
kebudayaan yang berbeda-beda. Oleh karena itu dlam waktu yang bersamaan ,
masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berda-beda.
Kadang-kadang orang dpaat melakukan hal yang sama , tetapi untuk tujuan
yang berbeda-beda.
d. Perubahan-perubahan nilai yang cepat
Sebagaimana telah diketahui bahwa perubahan nilai terjadi disetiap
masyarakat. Artinya nilai-nilai social , baik nilai kebenaran ,
kesopanan , maupun nilai material dari suatu benda mengalami perubahan.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika
perubahan itu berkangsung cepat atau bahkan mendadak, akan menyebabkan
konflik social , misalnya pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses
industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik social sebab
nilai-nilai lama pada masyrakat tradisional yang biasanya bercorak
pertanian cesara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyaraklat industry.
Menurut De Moor, dalam suatu system social hanya dapat dikatakan
terdapat konflik jika para penghuni system tersebut membiarkan dirinya
dibimbing oleh tujuan-tujuan yang bertentangan dan terjadi secara
besar-besaran. Mengenai pembagian konflik social dalam masyarakat ,
Dahrendorf membedakan konflik menjadi empat macam , yaitu sebagi berikut
:
a. Konflik antara atau dalam peran social , misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi
b. Konflik antara kelompok-kelompok social
c. Konflik antara kelompok-kelompok yang terorganisisr dan tidak terorganisir
d. Konflik antara satuan nasional , misalnya antara partai
politik , antara negar-negara atau antara organisasi-organisasi
internasional
Situasi-situasi oemicu konflik. Konflik yang terjadi di antara
individu dalam menjalankan interaksinya banyak dibahs dalam studi
psikolog social. Saalh satunya dikemukakan oleh Ursula Lehr. Menurut
ilmuwan ini , kemungkinan-kemungkinan situasi yang dapat menimbulkan
konflik adalah sebagai berikut :
a. Konflik dengan orang tua sendiri
Konflik ini terjadi sebagai akibat situasi-situasi hidup bersama
dengan orang tua. Pengharapan-pengahrapan orang tua dan
kewajiban-kewajiban seorang anak kepada kedua orang tuanya sulit sekali
dijalankan bersamaan secara serasi.
b. Konflik dengan anak-anak sendiri
Konflik ini terjadi misalnya setelah orang tua mengetahui tingkah
laku anak yang tidak cocok dengan harapannya. Akibatnya , orang tua
memberikan tanggapan yang berlebihan , misalnya menghukum , mengurangi
hak-hak mereka dan lain – lain.
c. Konflik dengan sanak keluarga
Pada masa kanak-kanak dan remaja dapt timbul konflik terutama
dengan kakek ,nenek , paman dan bibi yang ikut dalam proses pendidikan
anak . pada masa masa berikutnya , dapat timbul konflik dengan mertua
atau keluarga suami atau istri yang dipandang terlalu ikut campur atau
dengan saudara-saudara sendiri misalnya akibat pembagian warisan yang
dianggap tidak adil.
d. Konflik dengan orang lain
Konflik jenis ini timbul dengan hubungan social dengan
tetangga-tetangga, teman sekerja dan orang-orang lain. Konflik social
dapat timbul karena perbedaan pendirian atau pendapat mengenai suatu
hal,
e. Konflik dengan suami atau istri
Kesukaran-kesukaran dalam perkawinan, pertentangan-pertentangan
kecil mengenai persoalan hidup sherai-hari atau perselisihan yang dalam
mengenai persoalan hidup dapat memicu terjadinya konflik antara suami
dan istri
f. Konflik di sekolah
Berbagai macam konflik di sekolah antara lain berupa tidak dapat
mengikuti pelajaran , tidak lulus ujian , persoalan hubungan antarguru
dengan murid , atau persoalan kedudukan di antara teman-teman sebaya
dalam kelas
g. Konflik dalam pemilihan pekerjaan
Konflik yang timbul dari sifat pekerjaan sendiri , misalnya
membosankan atau terlalu berta , atau konflik yang berhubungan dengan
waktu kerja , aspirasi kerja masalah keuangan , dan masalah hubungan
dengan teman-teman sekerja
h. Konflik agama
Berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai hakikat dan
tujuan hidup , aturan-aturan yang bertentangan dengan agama , pindah
dari suatu agama yang lain, menikah dengan orang yang berbeda agama dan
lain lain
i. Konflik pribadi
Misalnya timbul karena minat yang berlawanan, tidak ada keuletan ,
tidak ada kemampuan untuk mengembangkan diri dan meluaskan hidup
Suatu konflik tidak selalu mendatangkan sisi negatif , tetapi
kadang-kadang mendatangkan sesuatu yang positif. Segi positif dari suatu
konflik adalah sebagai berikut :
a. Memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas
b. Memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma dan
nilai-nilai serta hubungan social dalam kelompok bersangkutan sesuai
kebutuhan individu atau kelompok
c. Merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu atau kelompok
d. Dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma-norma yang baru
e. Dapat berfungsi sebagi saran untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat
Hasil atau akibat-akibat dari suatu konflik social adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang sedang mengalami konflik dengan kelompok lain
b. Keretakan hubungan antarindividu
c. Perubahan kepribadian individu
d. Kerusakan harta benda dan bahkan hilangnya nyawa manusia
e. Akomodasi, dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam pertikaian